Digital Nomad Diaries

Hai Crew!

Kalau ditanya apa kamu suka jalan-jalan? Aku jamin jawabannya iya! Siapa sih yang tidak suka jalan-jalan? Melihat lingkungan baru, mengenal kebiasaan baru, memiliki teman baru, dan mempunyai cerita baru, ini adalah bagian favoritku.

Menurutku sesimpel jalan-jalan mengitari mall pasti ada cerita. Yakali! Masa sih? Iya. Koleksi toko yang tiap mall punya, tempat makan atau tempat ngopi, atau harganya. Setidaknya itu akan memberikan referensi untuk kamu. Yaaa kalau boleh jujur kota bukanlah bagian favoritku. Lahir di Bogor yang bukan merupakan kota besar utama memberikan stress tersendiri tiap aku harus ke Jakarta. Bogor memiliki banyak spot tersembunyi (ngga juga sih) yang masih jarang dijangkau oleh manusia. Walaupun tidak salah kalau daerah kota Bogor sudah mulai banyak jalan layang atau gedung tinggi.

Jalan-jalan favoritku mengitari alam. Hijaunya pohon yang rindang, sejuknya udara tanpa polusi yang pekat, segarnya mandi di air terjun, ataupun birunya air laut, suara angin yang membuat pohon bergoyang, dan bagian terbaiknya? Senja. Dimanapun itu, senja memberikan harapan untuk esok yang lebih baik.

Sebagai generasi milenial ataupun generasi Z aku lahir di era digital. Era digital merupakan era media baru dalam semua aspek. Perkembangan ini didukung oleh teknologi komputer serta internet. Sekarang ini banyak hal yang dapat dengan mudahnya dilakukan. Semua bisa dilakukan hanya dengan menyentuh layar smartphone. Apalagi untuk urusan pekerjaan. Contohnya mereka yang dapat mencari uang dimana saja hanya dengan laptop ataupun smartphonenya. Yap, bisa disebut juga Digital Nomad. Digital Nomad adalah orang yang tinggal di lokasi tidak menetap dan menggunakan teknologi untuk melakukan pekerjaannya. Gaya hidup seperti ini mungkin bisa menjadi salah satu inovasi untuk kita menjalankan kehidupan seperti berkerja. Menurutku siapa sih yang tidak mau bisa jalan-jalan tapi tetap mendapat pemasukan? Semua ini terasa semakin nyata mudahnya.

Sejak tahun 2016 suamiku menjalankan kehidupannya sebagai Digital Nomad. Dia meninggalkan Australia ke Asia untuk menjalankan bisnisnya di dunia marketing digital. Juli 2019 kita menikah dan memutuskan untuk melanjutkan menjadi nomaden. Hmm sekaligus honeymoon panjang? Ide bagus.

Jalan-jalanlah sebelum alam makin dirusak oleh manusia.

De Journey of
Pantai
Pencinta pantai dengan atau tanpa teman, kopi, ataupun musik indie. Penikmat ombak syahdu serta suara hembusan angin yang membuat pohon menari.
Gunung
Lokasi untuk menatap dunia dari sudut tertinggi, melihat keagungan karya cipta sang pencipta, dan menikmati sejuknya udara yang jauh dari polusi.
Jalan-jalan
Menyusuri alam dimanapun, dari sudut manapun di Indonesia atau mungkin dunia.
Previous slide
Next slide

Semua perjalanan tidak melulu mulus
Atau melulu dengan fulus
Setiap orang punya caranya untuk mengenang
Sementara aku, pilih digital diary agar kenangan tidak menghilang
Iya, kan katanya kita generasi milenial
Semua harus serba digital
Generasi yang nunduk ke layar
Generasi yang telinganya tidak dengar
Generasi yang tidak peduli dengan sekitar
Padahal milenial berkarya
Modal sosial media bisa jadi kaya
Balita bertalenta
Berbagi video saat jatuh cinta
Kalo putus, rekam sambil nangis
Kalo salah, minta maaf sambil nangis
Ikuti semua yang kebarat-baratan
Hingga kadang lupa daratan
Milenial juga menulis
Threads di re-tweet biar laris
Cita-citanya cuma terkenal
Panjat sosial biar dikenal
Kita cuma kreatif
Dengan mudah dan efektif

Jalan-Jalan = Mahal

Eits, tunggu dulu. Mahal atau tidaknya jalan-jalan itu tergantung kamu. Aku bisa menghabiskan waktu lebih dari 3 jam untuk mengitari mall tanpa beli apapun. Aku bisa beli secangkir kopi dan duduk 3 jam lebih. Aku bisa pergi mencari air terjun didareahku yang membutuhkan setengah hari mencapainya. Aku bisa lari pagi 2 jam lebih untuk hasil maksimal dan semua itu hanya buang-buang waktu. 

Ini sama dengan jalan-jalan. Mau jauh atau tidak, mau sendiri atau bersama teman, mahal atau tidaknya jalan-jalan kitalah yang menentukan.

Mahal atau tidaknya jalanjalan bergantung dengan kenyamanan, dan yang pasti gengsi.

Tabungan uang dan waktu untuk jalan-jalan

Bagian terakhir yaitu tabungan! Jangan lupa sisihkan uang untuk jalan-jalan dan tanggal untuk liburan. Tidak perlu banyak, asal konsisten. Jadikan jalan-jalan sebagai reward kalian pada diri kalian sendiri. Pergilah ke suatu tempat yang baru ketika pencapaian kalian telah tercapai. Berterima kasih kepada diri sendiri dan Tuhan atas semua pencapaian kalian. 

Jalan-jalan bagiku adalah waktu bersyukur kepada Tuhan atas semua yang telah Ia berikan, kepada kesempatan yang ada, serta kepada teman dan cerita baru yang hadir.

Episode:

8 Jelajah Banyuwangi

DND#8 Hai Crew! Digital Nomad Diaries balik lagi dengan cerita jelajah Banyuwangi. Banyuwangi adalah salah satu destinasi dalam listku. Godaan dari banyaknya teman-temanku yang mendaki

Read More »

7 Pulang ke Indonesia

DND#7 Hai Crew! Setelah dua bulan lamanya memulai kehidupan sebagai nomaden aku harus pulang sejenak karena visa habis. Belum benar-benar pulang ke rumah karena sekarang

Read More »

6 Birthday Trip ke Krabi

DND#6 ke Krabi Hai Crew! 8 Oktober 2019, Hari ini umurku bertambah menjadi 22 tahun. Kali pertama bagiku berulang tahun jauh dari keluarga dan teman-temanku.

Read More »

5 Koh Lanta National Park

DND#5 Hai Crew! Setelah tiga hari berturut-turut diguyur hujan akhirnya hari Sabtu lalu cerah juga! Setiap hari Sabtu adalah jadwal ku libur latihan Muay Thai.

Read More »

4 Makanan Unik di Koh Lanta

DND#4 Makanan di Koh Lanta Hai Crew! Paket lainnya dari jalan-jalan adalah kuliner. Banyak makanan yang baru aku coba di Pulau Lanta minggu ini. Dengan

Read More »

3 Perpanjang Visa di Thailand

DND#3 Hai Crew! Sebagai seorang nomad baru imigrasi adalah tempat baru yang mungkin akan aku sering kunjungi. Pengurusan visa terkadang memang menyebalkan. Contohnya bagi aku

Read More »